
Kajian Rutin: Pola Pengasuhan Anak di Era Digital, 19 Oktober 2019
[supsystic-gallery id=7 position=center]
Pola Pengasuhan Anak di Era Digital
Pemateri:
Dr. Rahendra Maya, S.Th.I.,M.Pd.I
Hafidzahullahu
Sabtu, 19 Oktober 2019
08:00-11:00
Masjid As Sulthon
(Komplek Kampus SDIT Al Hidayah)
Jl. KSR. Dadi Kusmayadi
Cipayung, Cibinong
Bogor – Jawa Barat.
Mendidik anak, mempunyai tantangan yang berbeda dalam setiap zamannya, zaman dahulu dan sekarang berbeda. Dahulu tantangannya tidak begitu dahsyat. Segalak-galaknya orang tua ketika marah, anak masih memiliki keinginan untuk pulang. Karena dulu hiburan tidak banyak, televisi pun ada tapi tidak banyak, jika adapun tidak banyak stasiun televisinya.
Di era saat ini, mendidik anak memang banyak tantangannya. Diantaranya adalah teknolobi digital yang memiliki dampak positif dan negatif. Jika salah pendampingan, bukan manfaat bagi anak yang didapat tapi justru kerusakan.
Mendidik anak, mempunyai tantangan yang berbeda dalam setiap zamannya, zaman dahulu dan sekarang berbeda. Dahulu tantangannya tidak begitu dahsyat. Segalak-galaknya orang tua ketika marah, anak masih memiliki keinginan untuk pulang. Karena dulu hiburan tidak banyak, televisi pun ada tapi tidak banyak, jika adapun tidak banyak stasiun televisinya. Dulu lingkungan masih banyak kebun, sawah, belum ada mall, bioskop, dsb. Sehingga dulu orang tua yang tidak punya bekal dalam mendidik anak masih bisa mengatasi permasalahan anak dan membuatnya untuk ingin pulang. Sebab ketika di luar rumah anak pun juga bingung mau melakukan apa.
Namun seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga berkembang, zaman berubah. Jangan sampai ketika kita memiliki anak, menjadikannya anak yang lemah. Hendaklah kita khawatir, kita takut meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan lemah. Anak-anak yang lemah inilah yang mudah tergerus oleh arus zaman. Anak-anak yang lemah yang tidak siap menghadapi perkembangan zaman. Anak menjadi mudah ikut-ikutan. Dan jangan sampai kita menjadi generasi yang ikut-ikutan, jika orang lain baik ikut baik, jika orang lain buruk ikut buruk. Hal ini terjadi karena akarnya tidak kokoh.
Dalam Q. S. Ibrahim : 24-27 terdapat pelajaran yang sangat berharga untuk bisa kita renungkan dan diambil hikmahnya
Ayat 24
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit
Ayat 25
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Ayat 26
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun
Ayat 27
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.
Anak yang lemah, akan mudah roboh, mudah galau, dan mudah stres. Ciri anak yang lemah dia mudah sekali putus asa. Inilah zaman yang akan kita hadapi, zaman Cyber, maka diperlukan bekal ilmu yang baik dalam mempersiapkan generasi yang tangguh. Agar tidak menciptakan generasi yang mudah ikut apa yang dikatakan orang.
Generasi Cyber
- Disebut juga dengan I-Generation, Generasi Z, Generasi Net, Generasi Internet.
- Lahir pada tahun 1995 ke atas dan identik dengan Era Digital.
Ciri-ciri :
Fasih Teknologi
Jaringan sosial via media. Pada zaman ini sulit kita temukan anak yang tidak memiliki sosial media. Minimal pasti punya facebook, twitter, ataupun path.
Punya jaring sosial Multitasking. Akibatnya membuat anak tidak fokus. Naik motor sambil balas sms. Setelah shalat yang dicari HP, dzikir sambil buka whatshapp.Hal ini jika dibiarkan akan sangat membahayakan.
Instan
Apapun inginnya selalu instan, makanannya instan. Dan orang tua pun terbawa dalam situasi ini. Dalam mendidik anak maunya juga instan, apapun yang instan tidak akan bertahan lama dan tidak baik. Orang tua ingin menyulap anaknya menjadi baik dalam seketika, padahal untuk membentuk karakter yang baik pada anak itu diperlukan proses. Karena terbawa situasi ini, akhirnya orang tua tidak mau melewati proses tersebut. Anak bandel sedikit, langsung ingin dimarahi ataupun di-pesantren-kan. Padahal orang tua sangat berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak. Dan dalam melewati proses ini orang tua harus sabar dan sangat diperlukan ilmu.


