Kajian Rutin
PENYAKIT LISAN (Khutbah Jum’at)

PENYAKIT LISAN (Khutbah Jum’at)

Bagikan ini :

Dengan lisan seseorang bisa beribadah kepada Alloh dan mendapatkan derajat yang tinggi

Dengan lisan juga, seseorang bisa terjerumus ke dalam jurang-jurang neraka jahannam. Rosululloh bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

Sesungguhnya akan ada seorang hamba yang berbicara dengan satu kalimat yang diridoi Alloh, tanpa disadari, dengan kalimat itu Alloh mengangkatnya pada derajat yang tinggi. Akan ada pula seorang hamba yang bercicara dengan satu kalimat yang dimurkai Alloh, tanpa disadari, dengan kalimat itu Alloh melemparkan ia ke dalam jurang Jahannam (H.R Bukhori)

Kaum muslimin harus mengenal dan menjauhi penyakit-penyakit lisan, sehingga ia terhindar dari kemurkaan Alloh.

 

  • BERKATA-KATA SYIRIK

Maksud dari Berkata-kata syirik adalah perkataan yang seharusnya hanya ditujukan pada Alloh, akan tetapi dia tujukan kepada selain-Nya.

Seperti doa, sumpah dan nadzar yang ditujukan kepada selain Alloh. contohnya doa orang-orang syiah yang berdoa kepada Husain atau Fatimah azzahro. Mereka sering berdoa dengan menyeru “yaa Husain” atau “yaa Zahro“.

Hal ini termasuk ke dalam perkataan syirik karena doa adalah ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Alloh. Rosululloh bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

Doa itu adalah ibadah (H.R Ahmad dan Tirmidzi)

Rosululloh pun bersabda tentang syiriknya bersumpah atas nama selain Alloh:

إِنَّهُ مَنْ حَلَفَ بِشَيْءٍ دُونَ اللهِ، فَقَدْ أَشْرَكَ

Sesunggunya siapa saja yang bersumpah dengan selain Alloh, maka ia telah berbuat syirik. (H.R Ahmad)

 

  • ISTIHZA DENGAN ALLOH, ALQURAN SERTA ROSULULLAH

Maksud istihza di sini adalah menjadikan Alloh, Alquran, dan Rosulullah sebagai bahan cemoohan, atau ledekan.

Alloh berfirman tentang orang-orang munafik:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ

“Jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang istihza yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Alloh, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kalian selalu berolok-olok?”. (at Taubah[9] : 65).

لاَتَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَائِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

Tidak usah kalian minta maaf, karena kalia telah kafir setelah sebelumnya beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kalian (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan yang lain disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (at- Taubah[9] : 66).

Ayat ini menjelaskan sikap orang-orang munafik terhadap Alloh, RasulNya dan kaum mukminin. Kebencian yang selama ini mereka pendam, terlahir dalam bentuk ejekan dan olok-olokan terhadap Alloh dan RasulNya.

 

  • MENCELA ALLOH DAN ROSUL

Tak diragukan lagi bahwa mencela Alloh Yang Maha Mulia adalah ucapan paling buruk yang menyebabkan pelakunya kafir.

Ibnu Taimiyah berkata, “mencela Alloh dan Rosul-Nya adalah bentuk kekufuran lahir dan batin. Hal ini sama saja, baik ketika pengucapnya meyakini ini haram, atau menghalalkannya. Bahkan kaum muslimin telah berijma bahwa pelakunya langsung menjadi kafir walaupun beriman terhadap wahyu yang diturunkan. Alloh berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّـهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّـهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا . وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Alloh dan Rasul-Nya. Alloh akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Adapun orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (al-Ahzab [33]: 57-58).

 

  • MENCELA SAHABAT NABI

Nabi Muhammad bersabda:

مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ , وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Siapapun yang mencela para sahabatku, maka dia dilaknat oleh Alloh, malaikat dan semua manusia (H.R Tobroni, sohih)

Dalam hadis lain, beliau bersabda:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

Janganlah kalian mencela para sahabatku, seandainya seorang dari kalian menginfakan emas sebesar uhud, niscaya hal itu tak sebanding dengan infak satu mud atau setengah mud dari mereka (H.R Bukhori)

Imam Ahmad pernah ditanya tentang mereka yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah rodiallohu’anhum, maka beliau menjawab, “Aku tak melihat mereka di atas agama Islam”.

Imam Malik berkata, “Siapa pun yang mencela salah satu dari sahabat Nabi Muhammad, baik Abu Bakar, Umar, Usman, Muawiyah, Amr ibnul Ash, atau dia berkata bahwa para sahabat di atas kesesatan dan kekafiran, maka ia harus dibunuh.

Terkhusus mencela ummul mukminin Aisyah rodiallohu’anha bahkan menuduhnya pernah berzina, maka ia telah mendustakan ayat Alquran yang telah menjelaskan kesuciannya. Hal ini berkonsekwensi pada kekufurannya, wal iyadzu billah. Alloh berfirman ketika membebaskan Aisyah dari tuduhan zina:

إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang menuduh berzina pada wanita yang baik-baik, yang tak berfikir untuk berbuat tersebut lagi beriman, mereka dilaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar (An-Nur [24]: 23)

Ibnu kasir berkata, “para ulama telah berijma bahwa siapa saja yang tetap menuduh Aisyah berzina setalah turunnya ayat ini, maka ia kufur karena menyelisihinya”.

 

  • GIBAH

Gibah adalah membicarakan kekurangan seorang muslim dengan sesuatu yang tidak disenanginya. Hal ini sama saja, baik kekurangan tersebut ada pada akhlaknya, fisiknya ataupun keduniaannya. Perkataan ini diharamkan dalam Islam berdasarkan Alquran dan Sunnah. Alloh berfirman:

وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Janganlah seseorang menggunjingkan satu sama lain. Apakah seorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kalian merasa jijik. Bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (al-Hujurot [49]: 12)

Rosululloh bersabda kepada para sababatnya:

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ؟ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ؟ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ.

“Tahukah kalian apa gibah itu”? Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lebih tahu”, beliau bersabda, “yaitu engkau membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya”, dikatakan pada beliau “bagaimana pendapatmu jika apa yang ku katakan benar ada padanya?”, beliau menjawab, “Jika benar, maka engkau telah menggibahnya, jika tidak maka engkau telah berdusta atas namanya”. (H.R Muslim)

 

  • NAMIMAH

Namimah adalah menyampaikan pembicaraan kepada kedua belah pihak dengan tujuan agar hubungan keduanya menjadi rusak. Di masyarakat, naminah dikenal dengan istilah adu domba.

Namimah diharamkan dalam Islam berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Keharaman naminah didukung oleh dalil yang sangat jelas dalam Alquran, sunnah serta ijma, dan ia termasuk ke dalam dosa besar.

Pelaku namimah diancam tidak akan masuk surga. Rosululloh bersabda:

لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ

Tidak akan masuk surga orang yang sering mengadu domba (H.R Bukhori dan Muslim)

Alloh berfirman tentang naminah:

وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ . هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

Janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari  mengadu domba, (al-Qolam [68]: 10-11)

Namimah termasuk dosa yang menyebabkan pelakunya diancam dengan azab kubur. Ibnu Abbas menceritakan bahwa Nabi Muhammad melewati salah satu dinding Madinah atau Makkah, beliau mendengar dua suara manusia yang sedang diazab dalam kubur. Lantas nabi berkata, “keduanya sedang diazab, padalah bukan karena dosa yang sukar dijauhi. Beliau bersabda lagi:

كَانَ أَحَدُهُمَا لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ وَكَانَ الْآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ

Salah seorang di antara keduanya diazab karena tidak menghindari air kencingnya dan yang kedua karena dia sering berjalan menebar namimah (H.R Bukhori dan Muslim)

Pelaku namimah pun termasuk ke dalam manusia yang paling buruk. Rosululloh bersabda:

وَشِرَارُ عِبَادِ اللهِ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ، الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ الْأَحِبَّةِ، الْبَاغُونَ الْبُرَآءَ الْعَنَتَ

Hamba Alloh yang paling buruk adalah, dia yang banyak mengadu domba, selalu memisahkan antar kekasih, dan yang menginginkan orang-orang baik berbuat kekejian. (H.R Ahmad dengan sanad hasan)

 

  • PERKATAAN CABUL

Rosululloh. Beliau bersabda:

الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيمَانِ، وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ

Rasa malu termasuk keimanan, dan keimanan di dalam surga, sedangkan perkataan cabul termasuk ketidak sopanan dan ketidak sopanan di dalam neraka (H.R Ahmad, sohih)

Perkataan cabul atau jorok termasuk perkataan yang dapat membuat Alloh murka. Ini pun menjadi dalil bahwa hal itu haram dalam Islam. Rosululloh bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ ، وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الفَاحِشَ البَذِيءَ.

Amalan muslim yang paling berat dalam timbangan kebaikan di hari kiamat adalah akhlak yang baik, dan Sesungguhnya Alloh membenci pada perbuatan buruk dan perkataan cabul (H.R Tirmizi)

 

  • BERKATA DUSTA

Dusta berarti sengaja mengabarkan sesuatu yang bertentangan dengan realitanya. Dusta termasuk ke dalam dosa besar. Rosululloh bersabda:

وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Sesungguhnya dusta menuntun pada kedurhakaan, dan kedurhakaan akan menuntun pada neraka. Aka ada Seseorang yang berdusta, hingga dia di sisi Alloh ditulis sebagai tukang dusta. (H.R Bukhori)

Pendusta diancam dengan laknat Alloh yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya. Alloh berfirman:

قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ

Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (adzariyat [51] :10)

Berkata dusta termasuk kebiasaan munafik. Rosululloh bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ (البخاري)

Yang paling parah adalah berdusta atas nama Alloh, seperti orang yang mengaku menjadi rosul setelah diutusna Nabi Muhammad dan berdusta atas nama Rosul seperti orang yang membuat hadis-hadis palsu. Alloh berfirman:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا

Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat Dusta terhadap Alloh?…([Hud [11] :18)

Rosulullah bersabda:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka silahkan ambil tempat duduknya di neraka (H.R Bukhori)

Lalu berdusta kepada keumuman manusia agar mereka tertawa, atau agar dia diperhatikan; seperti orang yang berkata, “aku bermimpi seperti ini dan itu..,” padahal ia berdusta. Tentang hal ini Rosululloh bersabda:

مَنْ تَحَلَّمَ بِحُلْمٍ لَمْ يَرَهُ كُلِّفَ أَنْ يَعْقِدَ بَيْنَ شَعِيرَتَيْنِ وَلَنْ يَفْعَلَ

0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *