ANTUSIAS SANTRI SIMA’AN AL-QUR’AN SMPTQ AL-HIDAYAH BOARDING SCHOOL
ANTUSIAS SANTRI SIMA’AN AL-QUR’AN SMPTQ AL-HIDAYAH BOARDING SCHOOL
AHBS, Bogor – Aktivitas di Masjid Adh-Dhokhyan SMPTQ Al-Hidayah Boarding School belum juga menandakan kesurutan walau waktu masih menunjukkan pkl. 05:30 WIB dipagi buta. Suhu yang masih dingin tidak menurunkan semangat santri untuk simak halafannya di depan ustadznya. Syahdu dan menenangkan hati adalah suasana yang tergambar pada kegiatan ini. Telinga serasa dimanjakan dengan suara-suara lantunan ayat ilahi. Indah dilihat menyejukkan mata. Menyimpulkan bahwa para santri adalah hamba-hamba yang dicintai Allah dan penduduk bumi.
fw
Sima’an Al-Quran adalah tradisi membaca dan mendengarkan pembacaan Alquran di kalangan masyarakat pesantren. Sima’an berasal dari kata sima’ yaitu berarti simak atau menyimak. SMPTQ Al-Hidayah Boarding School sendiri mengadakan sima’an dalam rangka kegiatan pengembangkan program tahfiz.
Salah satu metode dalam menjaga hafalan Al-Quran adalah dengan murajaah yaitu mengulangi hafalan yang sudah diperdengarkan kepada guru. Karena hafalan yang telah disetorkan sering kali hilang atau lupa. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan sima’an untuk menjaga hafalan. Kegiatan sima’an Al-Quran sendiri merupakan salah satu metode dalam menjaga hafalan Al-Quran. Kegiatan ini dilakukan dengan cara seorang penghafal/tahfiz membaca Al-Quran dengan hafalan didepan penyimak yaitu sesama santri atau guru pembina.
Ustadz Sugeng Febrianto, S.Ud salah satu guru pembina tahfiz Al-Quran mengatakan bahwa sima’an adalah kegiatan penting dan wajib dilaksanakan oleh para santri penghafal Al-Quran. “Di SMPTQ Al-Hidayah Boarding School, kegiatan simak Juz dilakukan setiap bulan. Mereka adalah para santri yang telah menambah hafalannya setiap juz. Sebelum mereka melanjutkan hafalannya ke juz berikutnya mereka harus siap diuji melalui progam simak juz ini” ujarnya.
Lebih dari itu beliau mengatakan, bahwa Simak juz adalah progam yang efektif untuk menguji kemutqinan hafalan santri. “Santri bisa dikatakan mutqin hafalannya ketika sudah lolos simak juz.” Ujarnya.
Nabil Reza Abdullah Segeir dari kelas 8 merasa antusias dengan kegiatan sima’an Al-Quran. “Dengan adanya simak juz ini, ana semakin terpacu untuk terus muroja’ah, sebab kalau murojaahnya nggak maksimal sudah pasti gagal ketika simak juz. Apalagi Cuma sekali duduk dan nggak boleh lebih dari 5 kali salah” tuturnya.
Annur Khuluqil Qur’ani dari kelas 7 merasa gugup tapi tetap optimis. “Sebenernya agak gugup, karenakan diuji dihadapan ustadz yang berbeda dengan ustadz yang ada dihalaqoh. Dan biasanya ustadznya lebih ketat saat simak juz. Tapi aku sih yakin lulus simak juz kali ini” tutupnya.